UNGKAPAN, MAKASSAR – Pemerintah Kelurahan Bonto Makkio menggelar sosialisasi pengenalan dan penanggulangan tuberkulosis (TB) dengan melibatkan warga, khususnya dari lorong wisata (longwis).
Sosialisasi yang berlangsung di Aula Kantor TP-PKK Kelurahan Bonto Makkio merupakan upaya meningkatkan pemahaman tentang TB, mengubah stigma, dan mendorong partisipasi aktif dari warga untuk mencegah serta menanggulangi penyakit ini.
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Harapan Bersama dan menghadirkan Ibrahim Saleh, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Makassar, sebagai narasumber.
Kepala Kelurahan Bonto Makkio Slamet Riyadi, dan Ketua Pokmas Harapan Bersama Syahrir Ramadan, juga turut hadir pada acara yang digelar pada Kamis, (03/07/2023).
Dalam kesempatannya, Slamet Riyadi menyampaikan pentingnya kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang TB dan cara-cara yang dapat dilakukan jika mengidentifikasi adanya warga yang mengidap TB.
Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk menuntaskan stigma yang masih melekat terhadap pengidap TB.
Baca Juga: Pemerintah Kecamatan Rappocini Gelar Rakor Bersama Avatar E-Sport
“Kami memberikan pemahaman kepada warga yang hadir dalam pertemuan ini agar tidak takut membantu warga lain yang teridentifikasi mengidap TB. Sebaliknya, kami meminta warga untuk berpartisipasi aktif dalam mendampingi pengidap TB dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan, terutama dari Puskesmas Kassi-kassi,” ujar Slamet.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bukti langkah maju dari Pemerintah Kelurahan Bonto Makkio dalam menghadapi dan menanggulangi masalah kesehatan yang penting dan serius, yaitu TB.
Selain berkoordinasi dengan tenaga kesehatan di puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes), pemerintah kelurahan juga bekerja sama dengan berbagai kelompok dan lembaga untuk menyampaikan pesan tentang TB kepada warga.
“Pemerintah Kelurahan Bonto Makkio telah meningkatkan pendampingan untuk pengobatan TB. Kami berusaha melakukan pemeriksaan dalam melakukan pendampingan dan pemeriksaan atau pengobatan TB,” tambahnya.
Sementara itu, Ibrahim Saleh mengatakan bahwa mendeteksi dini TB adalah kunci dalam mengendalikan penyebaran TB secara efektif.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang yang menunda kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan karena gejala awalnya mirip dengan penyakit lain.
“Melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan TB merupakan langkah yang sangat penting. Dengan sosialisasi yang efektif, masyarakat dapat belajar mengidentifikasi gejala TB dan segera mencari perawatan medis. Meningkatkan kesadaran di antara warga dan menghilangkan stigma terkait TB juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas TB,” lanjutnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang TB akan meningkat, stigma akan berkurang, dan partisipasi aktif dari warga akan membantu dalam pencegahan dan pengendalian penyakit TB di Kelurahan Bonto Makkio.
“Semoga langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat ini dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari TB,” tambahnya.