UNGKAPAN, MAKASSAR – Semangat yang menggerakkan warga yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) di Lorong Wisata Assiagang dalam kegiatannya bercocok tanam di lahan sempit adalah sesuatu yang patut diacungi jempol.
Kumpulan emak-emak dalam Lorong Wisata Assiagang yang beralamat Jalan Bonto Lanra Lorong 3, Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, telah menunjukkan keseriusannya bertani hortikultura dan sukses menghasilkan beragam produk pertanian unggulan.
Beberapa produk pertanian yang dibudidaya antara lain ada sawi, selada, pakcoy, seledri, kembang kol, cabai, dan tomat. Produk pertanian ini telah mempunyai pasar konsumen yang tetap dan dipasarkan pada toko modern maupun tradisional.
“Begitu masa panen tiba, sudah ada pengumpul yang mengambil hasil pertanian. Sehingga warga tak lagi bingung ingin melempar kemana hasil pertaniannya, selain dibagikan kepada sekitaran untuk dikonsumsi pribadi,” jelas Penanggungjawab KWT Sahawiya, Kamis (23/11/2023).
Kehadiran mitra dalam mengumpulkan hasil pertanian kata Sahawiya, sangat membantu KWT distribusikan hasil panennya. Kerja sama yang telah dibangun antara KWT dengan mitra seperti dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Makassar, Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar maupun dari sektor swasta tentu sangat mendukung pemasaran produk pertanian dari Lorong Wisata Assiagang.
“Tak hanya sebatas pertanian, Lorong Wisata Assiagang juga mempunyai UMKM yang menjual makanan dan minuman. Kerjasama dengan layanan ojek online semakin memperluas jangkauannya, membuat lorong ini semakin ramai dan mendapat perhatian,” katanya.
Kepala Kelurahan Banta-bantaeng Ady Mulyadi Jacub menyampaikan, Lorong Wisata Assiagang merupakan salah satu primadona di wilayah Banta-bantaeng. Lorong yang baru terbentuk di awal 2023 ini telah berhasil menunjukkan keseriusannya mengungkap potensi dan daya tariknya.
“Dengan berbagai pencapaian dan dukungan yang terus berkembang, Lorong Wisata Assiagang adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara warga, pemerintah, dan sektor swasta mampu mengangkat potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Lebih jauh lagi, Ady begitu Lurah Banta-bantaeng akrab disapa, menyampaikan bahwa lorong wisata ini telah siap untuk dipromosikan secara lebih luas. Mulai dari pemanfaatan lahan minim untuk di sektor pertanian dan pengembangan UMKM. Sedangkan rencana budidaya lobster air tawar juga sudah terencana.
“Lorong wisata ini telah disiapkan untuk menerima kunjungan dari pejabat di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar pada Jumat pekan ini untuk meninjau kegiatan atau aktivitas di lorong ini,” imbuhnya. (**)