UNGKAPAN, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meminta Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengambil peran mencerdaskan anak bangsa di tengah krisis moral yang terjadi saat ini.
“Saya kira ICMI harus menjadi bagian penting dalam mencerdaskan masyarakat. Sekarang ini moralitas sangat menurun, nilai-nilai menjadi longgar sampai kita tidak tahu di mana batasnya,” kata Danny dalam sambutannya pada Kuliah Umum yang digelar ICMI Sulsel di Baruga Anging Mammiri Rujab Wali Kota, Rabu (12/06/2024).
Kuliah Umum ICMI Sulsel menghadirkan Prof Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin sebagai narasumber dan membahas terkait peran dan kiprah kepemimpinan perempuan di hadapan seluruh peserta.
Ia berharap Pemuda ICMI terkhusus perempuan menjadi peran sentris hari ini. Terutama di dalam memperkuat generasi yang akan datang, karena secara jumlah populasi angkanya mencapai 55 persen.
“Kepemimpinan perempuan sekarang luar biasa sekali, coba kita lihat di Pilkada sekarang banyak calon perempuan,” ungkapnya.
Dalam arahannya, Danny juga menyebutkan bahwa kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kerisauan. Suhu bumi naik hingga 1,4 derajat di 2024 dengan jumlah populasi 8 miliar jiwa.
Angka itu terus mengalami kenaikan sejak 1997 di mana jumlah penduduk hanya 4,4 miliar jiwa, dan suhu bumi naik 0,2 derajat tanpa pernah turun.
“Data ini memperlihatkan bahwa kenaikan dua kali populasi dunia, menyebabkan kenaikan tujuh kali suhu bumi, dan hari ini seluruh dunia bersepakat menahan di angka 1,5 derajat, kalau tidak kita masuk bencana kepunahan,” ungkapnya.
Jika kondisi ini terus dibiarkan maka 2050 penduduk bumi bisa mencapai 10 miliar jiwa. Padahal idealnya, bumi hanya bisa memberi makan 6 miliar penduduk dengan lahan subur yang dimiliki.
Akibat bencana populasi, bencana hidrometeorologi, lanjut Danny Pomanto memacu terjadinya bencana-bencana lain di dunia. Seperti bencana geopolitik dan juga geomagnetik.
“Intinya adalah bagaimana kita mengkonsolidasikan secara sosial kekuatan-kekuatan masyarakat secara mandiri dengan komoditi,” ujarnya.
“Dalam pemahaman kami intinya itu adalah keluarga lebih fokus lagi ibu dan anak. Makanya kenapa saya membuat program Jagai Anakta’, dengan begitu jaga anak kita, jaga keluarga kita, jaga kota kita dan jaga bumi kita. Intinya adalah publik enggangment,” tutupnya. (**)