UNGKAPAN, MAKASSAR – Mahasiswa dari Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Timur (UIT) cukup antusias mengintip proses produksi penyiaran berita dari televisi swasta yang berkantor di Gedung Graha Pena Makassar, di Jalan Urip Sumoharjo, Senin (19/06).
Kunjungan yang dilakukan sejumlah mahasiswa didampingi dosen pengampuh mata kuliah produksi siaran televisi (TV). Ini masuk dalam program mata kuliah produksi multimedia dengan mempelajari cara berproduksi menggunakan arus media utama, khususnya TV dan radio.
Rombongan mahasiswa itu disambut langsung Produser TV, Ahmad Fuad Hasan. Ia menjelaskan setiap proses tahapan secara detail. Dari bahan mentah alias belum siap tersiar, hingga menjadi berita yang layak dikonsumsi masyarakat.
Dari Ahmad Fuad Hasan, dalam tahapan produksi haruslah melalui beberapa tahapan yang diisi beberapa orang. Mulai jurnalis, kameramen, editor, animator, voice over, produser, dan bagian produksi siar MCR.
“Mereka memiliki masing-masing fungsi dan tanggung jawab dalam proses produksi siaran berita televisi,” jelasnya.
Tidak lupa, Ahmad mengisahkan singkat sejarah berdirinya kantor TV tempatnya, yang berdiri 2003 silam. Kantor TV ini merupakan satu-satunya media TV lokal yang masih eksis sampai sekarang dengan mempertahankan kearifan lokalnya pada setiap acara produksinya,
“Saya pribadi secara resmi bergabung dengan Fajar Group di 2017. Untuk Fajar TV, terus eksis dan ada sampai saat ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat utamanya di Sulawesi Selatan secara berimbang dan tidak berpihak,” imbuhnya.
Ditambahkannya, Fajar TV membuka kesempatan kepada semua khalayak terutama mahasiswa yang ingin magang sekaligus merasakan langsung terjun ke dunia kerja televisi.
“Yang perlu dipahami, sebagai seorang jurnalis tentu harus menjalankan tugas sesuai dengan kode etik jurnalistik atau KEJ dan bagi bidang lainnya juga harus menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan SOP,” tegasnya.
Sementara, Indah Rahmadani seorang mahasiswa mengaku begitu bangga dapat mengetahui secara langsung proses pembuatan dan pengolahan karya jurnalistik menjadi berita yang layak dikonsumsi masyarakat.
“Saya pribadi terkesima dengan setiap tahapannya. Selama ini sebelum kuliah, saya hanya mengetahui kalau jurnalis hanya memberikan laporan saja. Tapi nyatanya tidak sederhana itu, karena butuh proses panjang mengelola seperti lewat editor dan sebagainya. Ini semakin menarik minat saya terus belajar khususnya bidang komunikasi dan jurnalistik,” katanya.