UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Commuter metromoda atau yang lebih melekat pada sebutan Co’mo merupakan moda transportasi massal dari Kota Makassar. Co’mo, mini bus listrik dan Future Cities lewat kolaborasinya diharapkan mampu mewujudkan sistem transportasi rendah karbon.
Hal tersebut yang disampaikan oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di sela-sela sambutannya dalam kegiatan Pemaparan Program Future Cities Dukungan Kerja Sama Kemenhub dan Kerajaan Inggris; Pemaparan Hasil Kajian Kriteria Desain Infrastruktur Mobilitas di Sekitar Sudirman Loop, Hotel Best Western Plus, Senin (27/02).
“Terima kasih kepada kedutaan British Embassy dari Jakarta kepada WRI, provinsi, polrestabes dan teman-teman OPD Pemerintah Kota Makassar. Mari kita sama-sama fokus agar ini cepat kita tangani sehingga sistem transportasi kita bagus. Masukan dari saya juga bahwa konsep kita Co’mo yang low carbon bisa kita sinergikan,” kata Danny, panggilan akrab Wali Kota Makassar.
Danny juga menyampaikan, dimulai di kawasan Sudirman Loop di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pasar Ikan dan Jalan Haji Bau, sistem transportasi yang ramah lingkungan ini dapat diwujudkan.
Menurut Wali kota berlatar arsitektur, kesempatan seperti ini menjadi peluang yang baik untuk menata transportasi di Kota Makassar.
“Penting sekali untuk memberi pengertian tentang resilience (ketangguhan) kota yang berkelanjutan terhadap perubahan iklim dan dampaknya dalam semua dimensi sehingga masyarakat luas memahami bahayanya, mulai dari perencanaan hingga operasional,” sebutnya.
Mengingat Danny, saat ini beberapa titik ruas jalan kondisinya belum diperbaiki total terutama yang berkaitan dengan program pusat. Juga, dia menyebut para otorisasi jalan-jalan di Makassar yang perlu memperhatikan lagi wewenangnya.
“Yang penting diperbaiki jalan kita kembali semula karena banyak netizen tidak tahu otorisasi. Ada jalan nasional, provinsi juga kota. Nah masih banyak yang belum tahu itu,” ucapnya.
Dia menambahkan, pada tanggal 02 Maret nanti, pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi khusus dihadiri semua pejabat SKPD yang punya kompetensi terhadap program Kota Makassar. Di sana ada pula pembahasan mengenai transportasi yang resilience.
Lebih jauh dia katakan, gagasan yang lebih besar tidak hanya untuk Sudirman Loop saja tetapi Makassar Loop. Yang nantinya menghubungkan kecamatan-kecamatan, sehingga potensi bangkitan dan tarikannya dapat diakomodasi.
Pakar Prasarana Transportasi/Spesialis Konsultan World Resources Institute (WRI) Lucky Caroles mengatakan program future city adalah suatu konsep yang luar biasa yang memberikan gambaran kota masa depan yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan tangguh.
Dalam FGD itu, kata dia, hal yang menjadi topik utama adalah bagaimana merumuskan sistem transportasi yang tangguh baik terhadap goncangan maupun beban.
Dia menyebut goncangan adalah sesuatu kejadian yang tiba- tiba seperti banjir, gempa dan sebagainya.
Sedangkan beban adalah yang berhubungan dengan kejadian yang tidak serta merta seperti macet, utilitas yang kurang baik dan lainnya.
“Tujuan kegiatan ialah mau mendengarkan masukan dari seluruh stakeholder di Makassar baik berupa kondisi eksisting, permasalahan serta perencanaan-perencanaan yang sementara dilakukan/dijalankan baik berupa fisik dan kajian,” kata Lucky.
Termasuk, jelas dia, ialah solusi yang ditawarkan dan bagaimana harapan yang diinginkan.
“Kegiatan ini juga bagian dari upaya menyusun kriteria desain, yang mesti menemukan lebih banyak pihak dan kelompok pengguna transportasi serta orang-orang yang terlibat dalam penyusunan kebijakan sektor transportasi,” jelasnya.
Pihaknya bersyukur bahwa Pemerintah Inggris melalui WRI sangat peduli terhadap sistem transportasi Makassar.
“Tentu kita berharap ini akan berkembang menjadi sistem transportasi yang terintegrasi dan tangguh,” harapnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kerajaan Inggris-lah yang dapat menjadi pendonor moda transportasi publik ( Sudirman Loop) ramah lingkungan dan sehat ini.
Dengan sistem transportasi antarmoda di wilayah Sudirman Loop, diharapkan juga menjadi kawasan yang menarik wisatawan untuk berkunjung dan bertransportasi sehat di sana.
Dengan begitu, pusat kota tidak hanya jadi tujuan tetapi destinasi wisata dan kuliner. Program Future Cities juga mengedepankan mobilitas publik yang rendah emisi karbon di kota-kota metropolitan.