Galon di Pasaran Ternyata Rata-rata Berusia 5 Tahun, Ini Efeknya untuk Kesehatan

UNGKAPAN.ID, JAKARTA – Pegiat Media Sosial Yusuf Dumdum, mengungkap sisi lain dari galon yang selama ini dipakai masyarakat sebagai tempat air minum.

“Asem! Pasti banyak yang gak menyadari hal ini. Pantesan kadang lihat galon ada yang bulukan kusut jelek,” ujar Yusuf dikutip dari unggahan twitternya, @yusuf_dumdum (26/10).

Menurut Yusuf, konsumen banyak dirugikan tapi perusahaan maunya cuma untung besar.

“Pantas sempat ada yang bikin hoax soal BPA. Rupanya ada yang gak mau produksi galon baru dengan label BPA Free,” lanjutnya.

Sekadar diketahui, BPA merupakan bahan campuran utama polikarbonat, jenis plastik pada kebanyakan galon isi ulang yang beredar di pasar.

Setidaknya ada dua poin pada video itu. Pertama, mengenai pajak untuk para penjual galon. Dan, kedua galon yang beredar di pasaran ternyata usianya telah memasuki 5 tahun, baru dijual.

Menurut video tersebut, saat ini telah beredar 880 juta galon. Untuk harga satuannya, berada di kisaran Rp50 ribu. Berarti, Rp50 ribu dikali 880 juta, hasilnya 44 triliun.

“Terus, dikemanain uangnya?. Ternyata, ongkos produksi galon memang tinggi Besti. Bisa sampai Rp 30,8 triliun. Jadi, uang kita sebenarnya untuk gantiin biaya produksi plus ngasih untuk buat produsen, alias beli. Kalau begitu, udah pada bayar pajak jualan galon belum?. Kan gak cuka air aja yang dijual,” beber keterangan pada video itu.

Jika galonnya dibeli, mestinya ada jaminan galon yang dibeli itu baru. Ternyata, galon yang beredar, usianya sudah lebih dari 5 tahun.

“Artinya, udah bahaya Besti. Kalau gak percaya, cek aja tahun produksi di bawah galon. Pantas, ketika diminta produksi galon dengan label BPA, susahnya minta ampun. Takut berat di ongkos yah? Padahal, padahal kan kita udah beli galonnya. Katanya deposit, tapi malah bulshit,” pungkasnya.

Exit mobile version