Program Lorong Wisata ‘Sulap’ Kawasan Kumuh Jadi Produktif

Program Lorong Wisata 'Sulap' Kawasan Kumuh Jadi Produktif

UNGKAPAN, MAKASSAR – Cukup banyak yang bisa ditawarkan agar orang-orang datang berkunjung ke Lorong Wisata Villena di Jalan Tinumbu Lorong 132J, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala. Dari jajanan kue tradisional, belanja olahan rempah yang telah dihaluskan menjadi bumbu bahan makanan legendaris Kota Makassar yaitu, pallubasa dan coto hingga fesyen.

Lorong Wisata Villena yang penamaan diadopsi dari sebuah kota di Spanyol ini, cukup populer dengan keanekaragaman aktivitas ekonomi warganya di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sedikitnya terdapat lima UMKM di lorong ini termasuk usaha non-kuliner seperti jasa penyewaan orkes dan servis barang elektronik.

Daya tarik lain Lorong Wisata Villena adalah produk-produk UMKM yang ditawarkan dengan harga terjangkau. Untuk penganan jalangkote, ubi, taripang, atau pisang goreng hanya dibanderol mulai dari harga dua ribu rupiah per bijinya.

Letaknya yang cukup representatif dan mudah diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, membuat tempat ini tidak repot ditemukan untuk sebuah destinasi wisata berbasis lorong di kota berjuluk ‘Makassar Kota Makan Enak’.

Jalan setapak dengan lebar tiga meter ini mempunyai penanda gerbang berwarna orange serta terdapat papan bicara dari Dinas Pertanahan Makassar.

Menapaki kaki masuk dalam gerbang lorong, pengunjung akan disambut dengan ornamen mural tiga dimensi (3D) bernuansa flora dan fauna pada dinding lorong.

Selain itu, beberapa tanaman hias tertanam dalam pot berjejer rapi tepi lorong. Hijau dedaunan tanaman pun semakin memberikan kesan asri.

Soal kemanan tak usah diragukan lagi, di sini terdapat kamera pemantau CCTV dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Makassar.

“Tahun 2022, kami membentuk tujuh longwis dan di tahun ini kembali lagi bentuk tujuh longwis sehingga total empat belas lorong. Semua lorong wisata kami mendapat sentuhan pendampingan dari SKPD antara lain Dinas PU, Diskominfo, DKP, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UKM dan Damkar,” jelas Kepala Kelurahan Layang, Bahtiar.

Baca juga:  Merancang Penguatan Mitigasi Bencana Masyarakat Makassar

Bahtiar juga menyebut, program Lorong Wisata (Longwis) yang digagas Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, telah memberikan dampak positif kepada warga.

Tidak hanya mengubah lorong yang dulu kumuh menjadi apik, bersih dan rapi, tapi kata Bahtiar melalui kegiatan UMKM dan budidaya tanaman hortikultura, program lorong wisata menumbuhkan partisipasi warga untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.

Warga dari berbagai usia, mulai dari pemuda, dewasa, hingga orang tua kini memanfaatkan waktu mereka dengan berkebun di depan rumah atau di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka serta mengembangkan usaha UMKM.

“Warga dari Lorong Wisata Villena menanam berbagai jenis tanaman sayuran seperti cabai, bawang, tomat, kangkung, sawi, dan selada yang ini dikelola kelompok wanita tani (KWT),” imbuhnya.

Selain itu, kehadiran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Dinas Ketahanan Pangan Makassar, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Makassar memiliki peran signifikan dalam menjalankan program-programnya.

“Dukungan dari berbagai SKPD ini memberikan pengaruh positif terhadap kesuksesan lorong wisata. Dengan adanya program-program ini, Lorong Wisata Villena menjadi lebih dari sekadar destinasi wisata, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi dan pertanian perkotaan berkelanjutan,” katanya. (**)