SULSEL  

Polda Sulsel Perketat Penjagaan, Dampak Aksi Teror di Polsek Astana Anyar

UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Jajaran Polda Sulsel meningkatkan penjagaan. Kasus terorisme tak boleh terjadi di Sulsel.

Bom bunuh di Polsek Astana Anyar, Bandung, menyentakkan kepolisian. Situasi serupa bisa terjadi di mana saja di Indonesia, termasuk di Sulsel. Apalagi, memang ada sejarah terorisme di Makassar.

Ini juga mesti menyadarkan semua pihak, terutama aparat penegak hukum. Terorisme tak pernah benar-benar selesai. Ada motif umum yang bisa menjadi ciri gerakan mereka. Salah satunya, mereka beraksi kala aparat lengah.

“Makanya kita harus waspada karena tiba-tiba muncul lagi, kan,” beber Prof Arfin Hamid, pengamat antiterorisme, Rabu, 7 Desember.

Kala publik sibuk dengan isu nasional, aksi teror muncul. Beberapa bulan terakhir ini, nyaris tidak ada gerakan teror. Masyarakat dan aparat dalam situasi tenang.

“Itu artinya, jaringan ini tidak berhenti. Jaringan ini tidak memutuskan diri untuk tidak melakukan teror. Jadi begitu ada kesempatan, mereka langsung lakukan,” sambung mantan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulsel ini.

Pelaku bom panci Cicendo di Polsek Astana Anyar, Agus Sujarno, teridentifikasi sebagai jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini yang belakangan aktif menebar teror di Indonesia. Termasuk aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021.

Jaringan JAD sudah menyebar di Indonesia. Di Sulsel, pascabom Katedral, sejumlah afiliasi dan jaringan JAD ditangkap dan diamankan. Bisa jadi, masih banyak jaringan lain yang belum diamankan polisi.

“Jadi poinnya bahwa memang kita harus waspada semua. Kita harus hati-hati, perkuat hubungan komunikasi kita. Fungsikan semua unit-unit, misalnya RT/RW, tokoh, pemuda. Kan, kita tidak tahu di mana mereka berada,” sambung Arfin.

Kolaborasi sangat penting untuk tetap waspada. Bukan aparat pemerintah, polisi, dan tokoh masyarakat. Bisa saja, aksi di Bandung hanya pembuka, lalu menyusul di tempat lain. Apalagi, dalam konteks global, afiliasi ISIS memang sedang bergerak lagi.

Baca juga:  Wali Kota Makassar Siap Sambut Kunjungan Presiden Jokowi di Sulsel

“Biasanya, kan, satu kali di situ muncul, tidak lama lagi ada yang lain itu. Cuma kita, kan, tidak tahu di mana (akan terjadi),” papar akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.

Respons Polda pascabom di Bandung, Polda Sulsel mengimbau masyarakat Sulsel tidak takut atas ancaman terorisme. Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana telah merespons cepat dengan melakukan atensi terhadap seluruh jajaran Polda Sulsel untuk memperketat pengamanan di objek-objek yang vital.

“Tadi sudah ada penekanan Bapak Kapolda,” urai Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana.

Polda Sulsel dan jajaran akan melakukan operasi, apalagi menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Semua struktur, mulai dari Polda, Polres, hingga Polsek, telah diinstruksikan memperketat penjagaan.

Khusus di kantor kepolisian, petugas akan melakukan pemeriksaan setiap tamu atau orang yang akan masuk. Pemeriksaan akan diberlakukan sesuai prosedur profesional.

“Untuk anggota sendiri kita selalu berwaspada, berhati-hati dalam melaksanakan tugas,” tutur Komang.