UNGKAPAN, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menggelar pertemuan strategis bersama jajaran manajemen PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) di ruang kerjanya, Jumat (18/7). Fokus utama dalam pertemuan ini adalah memperkuat sinergi pembangunan kawasan, khususnya terkait percepatan proyek strategis Jembatan Barombong.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua Tim Ahli Pemkot Hudli Huduri, Sekda Andi Zulkufly Nanda, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Kepala Dinas Penataan Ruang, serta perwakilan Dinas Pertanahan Kota Makassar.
Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mendengarkan langsung paparan rencana pengembangan GMTD, sekaligus menyelaraskan kebijakan antara pemerintah kota dan pihak pengembang demi menciptakan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan.
“Hari ini kami menerima pemaparan langsung dari GMTD. Semua informasi terkait pengembangan kawasan harus disampaikan secara terbuka dan transparan,” ujar Munafri.
Salah satu topik krusial yang dibahas adalah rencana pembangunan Jembatan Barombong, yang dinilai memiliki peran strategis dalam membuka akses antarwilayah dan mengurai kemacetan.
Munafri menegaskan, Pemerintah Kota Makassar memberikan dukungan penuh terhadap proyek tersebut. Pemkot berkomitmen dalam hal pembebasan lahan, sementara pembangunan fisik jembatan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
“Untuk jembatan Barombong, kami siap membebaskan lahannya. Tapi pembangunannya akan dilaksanakan oleh Pemprov Sulsel,” jelas Munafri, yang akrab disapa Appi.
Ia mengungkapkan bahwa koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan sudah dilakukan. Namun, ia mengingatkan pentingnya kejelasan status kepemilikan lahan di kedua sisi jembatan agar proyek ini tidak terkendala.
“Kami siap fasilitasi, tapi harus jelas dulu siapa pemilik lahannya. Tanpa kepastian itu, proyek bisa tersendat di tengah jalan,” tegasnya.
Munafri juga mengajak seluruh pihak, terutama GMTD selaku pengelola kawasan, untuk proaktif dalam menyelesaikan persoalan lahan secara bersama-sama.
“Jembatan ini bentangannya panjang. Kalau lahan tidak segera dibebaskan, pembangunannya akan terhenti. Saya sudah minta agar proses pembebasan dipercepat,” lanjutnya.
Lebih jauh, Munafri menekankan pentingnya menjaga integritas dalam proses perizinan. Ia menegaskan bahwa Pemkot tidak akan mentoleransi praktik-praktik penyimpangan seperti pungutan liar atau permainan perizinan.
“Semua proses perizinan harus melalui jalur resmi, cepat, dan transparan. Tidak boleh ada kepentingan pribadi yang bermain,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar sangat terbuka terhadap investasi, namun seluruh investor tetap harus tunduk pada regulasi yang berlaku.
“Investasi itu penting, tapi dampaknya terhadap masyarakat jauh lebih penting. Harus membuka lapangan kerja dan membawa manfaat ekonomi,” tegas Appi.
Sementara itu, Direktur Cleaning PT GMTD, Zainal Abidin, menyampaikan bahwa GMTD saat ini tengah merancang dan menjalankan sejumlah proyek besar. Sebagian proyek masih dalam tahap awal dan akan segera dipresentasikan ke publik secara lebih luas.
“Hari ini kami menyampaikan progres dan rencana pengembangan ke depan. Beberapa proyek sedang berjalan dan kami optimistis bisa terintegrasi dalam pembangunan Kota Makassar,” ujar Zainal.
Ia juga menyebut bahwa laporan resmi terkait proyek strategis GMTD kini sedang dalam proses di tingkat provinsi, dan pihaknya yakin dapat berkontribusi terhadap transformasi kawasan Barombong dan sekitarnya sebagai kawasan strategis masa depan.(*)