Legislator Ungkap Kronologi Paripurna dan Masuknya Massa

BPBD Catat Kerugian Capai Rp253,4 Miliar Pascakerusuhan di Kantor DPRD Makassar

UNGKAPAN, MAKASSAR – Sejumlah anggota DPRD Makassar membeberkan kronologi lengkap peristiwa 29 Agustus 2025 untuk membantah tudingan bahwa rapat paripurna dibubarkan akibat kehadiran massa aksi. Mereka memastikan agenda sidang terlaksana sesuai prosedur hingga ditutup resmi.

Anggota DPRD Makassar, Fasruddin Rusly, mengatakan dirinya hadir sejak awal dan menyaksikan langsung jalannya rapat.

“Rapat berjalan normal dan selesai resmi. Tidak ada gangguan saat itu,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa Wali Kota bahkan tiba lebih dulu sebelum rapat dimulai.

“Pak Wali sudah hadir sejak awal. Saat itu tidak ada massa, situasi di luar masih kondusif,” ujarnya.

Menurut Fasruddin, massa baru muncul setelah paripurna ditutup.

“Setelah forum ditutup barulah massa datang membuat keributan. Jadi tidak benar kalau ada yang bilang Wali Kota kabur,” katanya.

Ia menilai narasi yang berkembang di media sosial merupakan kampanye hitam. “Informasi itu sesat dan sengaja digoreng. Ada oknum yang memanfaatkan situasi,” tegas politisi PPP itu.

Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Makassar, Andi Suharmika, menegaskan bahwa aksi malam itu tidak mencerminkan bentuk demonstrasi. “

Tidak ada korlap, tidak ada penyampaian aspirasi. Mereka datang langsung merusak,” ungkapnya.

Suharmika menggambarkan aksi tersebut sebagai peristiwa chaos. “Ini bukan kontrol sosial, tapi tindakan bar-bar. Mereka membakar gedung dan menjarah kendaraan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa nyawa pejabat dan anggota dewan sempat terancam. “Kondisinya sangat berbahaya. Kami harus segera menyelamatkan diri karena massa masuk dengan brutal,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD lainnya, Anwar Faruq, turut menegaskan bahwa sidang tidak pernah dihentikan karena serangan massa.

“Paripurna ditutup secara resmi, baru setelah itu kami tinggalkan gedung,” ujarnya.

Dengan berbagai klarifikasi tersebut, DPRD Makassar meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi informasi yang tidak berdasar dan menunggu penjelasan resmi dari institusi terkait.

Baca juga:  Aliyah Mustika Ilham Ajak LDII Cetak Generasi Religius dan Berkarakter