UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Jalan Tinumbu Lorong 142 satu dari tujuh lorong yang diusulkan di tahun ini untuk masuk dalam program lorong wisata (Longwis) Pemerintah Kota Makassar. Namanya pun sudah disiapkan yaitu, Alquezar. Penamaan lorong diadopsi dari Spanyol.
Adanya situs makam keluarga peninggalan dari Kerajaan Diponegoro, membuat Lorong 142 ini punya potensial dan daya tarik tersendiri. Karena itu, lorong ini dipersiapkan untuk jadi lorong wisata sejarah dan budaya.
“Tahun ini kami usulkan tujuh lorong, dan Jalan Tinumbu Lorong 142 atau Lorong Alquezar merupakan salah satu yang punya daya tarik. Di sana terdapat situs makam yaitu Makam Kerajaan Diponegoro,” jelas Lurah Layang Bahtiar, pada Senin, (16/01).
Menurut Bahtiar, kehadiran program lorong wisata sukses mengubah persepsi warga terhadap lorong. Yang dulunya biasa-biasa saja, kini jadi lebih menarik. Potret semrawut dan kumuh perlahan berganti menjadi apik, sejuk hingga menjadi destinasi wisata baru nyaman dikunjungi.
Tidak sampai di situ saja, setiap lorong wisata mempunyai aktivitas ekonomi bagi warga lewat kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sehingga tujuan dari lorong wisata memberikan stimulus perekonomian warga di lorong dan menekan laju dampak inflasi optimis dapat tercapai.
“Tidak hanya potensi wisata sejarah yang ada di Lorong Alquezar, tapi kegiatan UMKM warga juga ada. Mereka berjualan kuliner hingga budidaya pertanian dan perikanan yang hasilnya dapat dikonsunsi warga dalam lorong dan dikomersilkan. Kami tentu memberikan fasilitas sebagai bentuk dukungan kami,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Bontoala Arman mengingatkan lurah se-Kecamatan Bontoala untuk aktif menyukseskan program-program strategis di Pemerintah Kota Makassar khususnya lorong wisata.
Lorong-lorong yang mempunyai potensi wisata dan ekonomi harus diperhatikan dan dikembangkan dalam lorong wisata yang digagas Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi.
“Lorong wisata ini bagaimana menjadikan warga produktif dan meningkatkan ekonomi warga. Misalnya memberikan pendampingan atau pelatihan budidaya pertanian dan perikanan yang hasil panennya dapat dikonsumsi guna menekan dampak laju inflasi,” tambahnya.