Jadi Problem Solving, Warga Bersatu Sukseskan Lorong Wisata Lerida

UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Sikap toleransi warga Lorong 126F RT 03-RW 01 di Jalan Andalas, di Kelurahan Bontoala, Kecamatan Bontoala, tidak diragukan lagi. Keberagaman etnis, budaya dan agama merupakan ciri khas dari lorong ini. Hidup rukun dan damai dalam kegiatan sosial sehari-hari telah lama dipupuk. Mereka semua bersatu termasuk di dalam menyukseskan program lorong wisata (Longwis).

Lorong 126F RT 03-RW 01 beralamat di Jalan Andalas ini masuk sebagai lorong wisata dengan nama Lorong Wisata Lerida. Selain mencolok dengan sikap toleransi warga yang dapat ditiru, daya tarik dan potensi pariwisata yang tidak kalah saing adalah budidaya pertanian, peternak hewan melata jenis Iguana serta aneka kuliner produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Saat berada di ujung lorong ini, sekilas mata tampak biasa saja seperti lorong wisata pada umumnya. Namun jika mulai disusuri lebih jauh maka suasana harmonis dan rasa nyaman baru begitu terasa. Gambar mural tiga dimensi (3D) di dinding lorong menyambut langkah pengunjung. Aneka jenis tanaman sayur dan tanaman obat keluarga (toga) yang tumbuh subur di dalam lorong menyejukkan mata.

Tak heran bila Lorong Wisata Lerida ini ramai pengunjung dengan berbagai aktivitas. Dari sosialisasi program, rapat kerja dinas, atau sekadar jalan-jalan saja.

Camat Bontoala Arman mengatakan, Lorong Wisata Lerida satu dari 84 lorong wisata tersebar di 12 kelurahan se-Kecamatan Bontoala. Setiap lorong di wilayahnya mempunyai ciri tersendiri dan potensi pariwisata untuk meningkatkan perekonomian warga.

“Sehingga dalam pengembangan program inovatif dari Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yakni lorong wisata, kami melihatnya secara komprehensif melalui pendekatan holistik atau kesatuan guna mencapai cultural economics,” sebut Arman.

Agar tujuan “cultural economics” dalam lorong bisa benar-benar tercapai, maka tentu sangat dibutuhkan kolaborasi semua sektor termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Makassar termasuk partisipasi aktif warga atau pelaku UMKM lorong. Pentingnya kerja sama seluruh stakeholder dilakukan agar permasalahan yang biasanya terjadi di lorong bisa segera diselesaikan (problem solving).

Baca juga:  Rakor TAPD Bahas Strategi Alokasi Anggaran untuk Program Prioritas

“Dari filosofi lorong wisata ini bagaimana menjadikan lorong-lorong bisa menghadirkan orang masuk ke dalam lorong dan terjadi interaksi dan transaksi ekonomi yang secara langsung meningkatkan pendapatan warga dalam lorong. Selain UMKM di dalam lorong juga menjadi solusi atas persoalan dampak inflasi melalui gerakan budidaya pertanian berupa cabai, tomat, dan aneka sayur lain. Hal inilah yang disebut satu kesatuan dan problem solving di lorong,” jelasnya.

Di tempat sama, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Bontoala Manggala Putra menyampaikan, sebagai strategis menjaga keindahan semua lorong wisata dengan menugaskan setiap aparatur sipil negara (ASN) maupun tenaga Laskar Pelangi mengawasi, membina serta mengontrol lorong wisata yang menjadi tanggungjawabnya.

Tugas lainnya tambah Manggala, Laskar Pelangi dituntut mampu menjadi contoh meningkatkan partisipasi warga menjaga kebersihan dan keindahan lorongnya. Program inovatif Camat Bontoala yaitu Gerakan Mandiri Menata Lorong atau Gammarattarong dapat diimplementasikan kepada warga.

“Pak Camat Bontola mempunyai program inovatif yaitu Gammarattarong. Di situlah tugas dari ASN dan Laskar Pelangi membangkitkan partisipasi warga menjaga kebersihan lorong,” imbuhnya.

Lurah Bontoala Suhardi mengatakan, kesadaran warga di Lorong Wisata Lerida menjaga kebersihan lorongnya agar tetap apik, sudah tinggi. Walau pun budaya, suku, agama dan etnis warga di lorong sangat beragam. Warga lorong tetap rukun dan bersatupadu penuh toleransi melakukan kegiatan sosialnya.

“Warga kami sangat beragam etnis namun sangat toleransi. Di sini ada Tionghoa, Jawa dan Bugis-Makassar. Mereka ini bersatu dalam mengembangkan dan membenahi lorongnya. Tugas kami memberikan contoh dengan terlibat bersama serta menggerakkan program Gammarattarong,” tambahnya.

Sekadar tambahan, lorong wisata (Longwis) merupakan program unggulan Pemerintah Kota Makassar. Program ini digagas oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dengan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi.

Baca juga:  Pemerintah Kota Makassar Ajak Konjen India Ikut Meriahkan F8 Lewat Stan Budaya Hingga Pendidikan