Dari Kue Tradisional dan Belajar Budaya Bugis-Makassar Bisa Dilakukan di Lorong Wisata Navare

UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Suasana berbeda ditemukan saat berada di Lorong Wisata Navare. Budaya khas Bugis-Makassar masih begitu kental dilestarikan warga di lorong yang beralamat Jalan Ujung Lorong 151 Kelurahan Parang Layang, Kecamatan Bontoala. Kondisi ini yang menjadi ciri khasnya.

Ada banyak aktivitas bisa dilakukan saat mengeksplorasi Lorong Wisata Navare. Selain dapat mempelajari tentang budaya lokal secara langsung, pengunjung juga bisa jajan mencoba aneka kuliner khususnya kue tradisional. Tak ada soal untuk harga. Kudapan tradisional di sini sudah tentu relatif murah tanpa perlu merogoh kocek jauh ke dalam.

Sambil menikmati kudapan serta minuman, berbincang-bincang bakal semakin seru bersama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ditambah lagi di lorong ini terdapat penjualan atau penyewaan baju adat khas Bugis-Makassar yang cukup santer dan populer. Pakaian adat ini biasanya disewa saat momen pernikahan atau kegiatan sakral.

“Lorong Wisata Navare merupakan pilot project lorong wisata. Pemilihan Lorong Wisata Navare sebagai lorong percontohan tidak terlepas dari ciri khas yang berpotensi menjadi daya tarik pasar pariwisata. Di lorong ini selain kental dengan budayanya, ada juga penyewaan baju adat ditambah lagi kue tradisional produksi UMKM di lorong banyak dicari,” sebut Lurah Parang Layang Hermanto Ibrahim.

Lebih jauh Hermanto menjelaskan, di lorong wisata ini juga terdapat budidaya sayur dan tanaman obat keluarga (toga). Jenis sayur seperti pakcoy, selada, kacang, cabai dan jahe hingga kumis kucing dikelola kelompok wanita tani (KWT).

“Perikanan belum ada kami budidayakan karena keterbatasan ruang atau tempat penyimpanan kolam,” imbuhnya.

Selain Lorong Wisata Navare kata Hermanto, masih ada enam lorong wisata yang telah dibentuk. Yaitu, Lorong Garden (Segovia) di Jalan Yos Sudarso Lorong 152, Lorong Kuliner (Asturias) di Jalan Yos Sudarso Lorong 153, Lorong Industri (Balears) di Jalan Ujung Lorong Dalam, Lorong Pendidikan (Cantabria), dan selanjutnya Lorong UMKM (Castellon) Jalan Yos Sudarso Lorong 153 dan Lorong Religi (Catalonia) Jalan Tinumbu Lorong 150.

Baca juga:  Seni Pertunjukan Tradisional Makassar Jadi Sorotan Mata Peserta Apeksi XVII

“Totalnya kami punya tujuh lorong wisata yang namanya diadopsi dari Spanyol. Untuk tahun ini, kami kembali mengusulkan tujuh lorong wisata,” katanya.

Dewan Lorong (Delor) Aeny Rahim mengatakan, program lorong wisata yang digagas oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati adalah program yang sangat bermanfaat bagi warga. Selain menjadikan jalan lingkungan lebih tertata apik, bersih dan indah, juga dapat menambah penghasilan warga dalam lorong.

“Program pemerintah kota sangat membantu warga yang ada di lorong-lorong melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada program pemberdayaan masyarakat untuk lebih terampil dan mandiri,” sebutnya.

Dia menambahkan, dalam lorong aktivitas warga lebih aktif melakukan budidaya tanaman obat keluarga dan sayur. Antara lain kangkung, bayam, pakcoy, kenikir, sawi, bawang dan cabai.

“Sementara jenis tanaman toga ada kunyit putih, kunyit merah dan beberapa jenis lainnya. Jelas program longwis sangat bermanfaat bagi kita warga yang tinggal di lorong karena dapat menambah penghasilan terkhusus pendapatan dalam keluarga. Lorong menjadi nyaman dan indah, suasana keakraban pun dapat dirasakan di longwis,” tambahnya.