Dampingi Danny Tinjau Oprasi Pasar Murah, Arman: Antusias Warga Tinggi dan Minta Penambahan Paket

UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meninjau pelaksanaan operasi pasar murah di Jalan Kandea, Kelurahan Baraya. Kunjungan yang dilakukan orang nomor satu di Makassar turut didampingi Camat Bontoala, Arman, Kamis (09/02).

Di lokasi operasi pasar murah itu, Danny panggilan akrab Moh Ramdhan Pomanto menegaskan tidak bakal membiarkan harga sembako di Kota Makassar mahal. Oleh karenanya itu operasi pasar secara serentak di 15 kecamatan bekerja sama dibantu oleh Dinas Perdagangan Makassar dinilai sangat membantu menstabilkan harga dan menekan inflasi. Apalagi, inflasi seringkali bermula pada naiknya harga-harga bahan pokok.

“Intinya tidak akan ada harga yang naik di pasar, kalau tidak kita akan operasi di sini. Masyarakat diharamkan mendapatkan komoditi yang mahal,” kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto.

Apalagi, harga yang diterapkan dalam operasi pasar ini terjangkau, disubsidi. Ia memisalkan, jika Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 Ribu maka dijual Rp 13 Ribu, sementara di pasaran harganya mencapai Rp 16 Ribu dari situ sudah ada margin Rp 3 Ribu.

Sementara Camat Bontoala Arman mengatakan, antusias masyarakat sangat tinggi mengikuti pelaksanaan operasi pasar. Operasi Pasar yang dilaksanakan di kontainer setiap kelurahan se-Kecamatan Bontoala tentu dapat dipastikan sangat membantu karena warga dapat membeli di bawah harga yang terjangkau.

“Jadi sangat terbantu, masyarakat meminta paketnya ditambah per kontainer karena operasi pasar tadi baru permulaan. Kami masih ingin melihat dulu kedepan akan ditambah sesuai kebutuhan,” jelas Arman.

Operasi pasar di kontainer setiap kelurahan, kata Arman untuk melihat harga-harga yang melonjak sesuai data misalnya yang melonjak di pasar bawang merah, maka yang akan di drop bawang merah ke kontainer seluruh di Kota Makassar.

Baca juga:  Arman Minta Lurah Usulkan Lorong yang Punya Potensi Pariwisata

“Kami berharap operasi pasar ini tetap berlangsung. Kemudian ada program setelah ini namanya tokomoditi yang dikelola oleh masyarakat sendiri yang semacam toko dengan etalase untuk menjual kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ujarnya.