SULSEL  

Andi Amran Sulaiman Akan Bangun Masjid Megah di Makassar, Amal Jariyah untuk Ibu

UNGKAPAN.ID, MAKASSAR – Founder Tiran Group dan AAS Foundation, Andi Amran Sulaiman akan mendirikan masjid megah di kawasan Panaikang, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak hanya sebagai rumah ibadah, nantinya masjid ini akan menjadi pusat pengembangan peradaban Islam dan ekonomi di Kawasan Indonesia Timur.

Di samping itu, tujuan dibangunnya masjid berorientasi pada peningkatan kemakmuran jemaah, pusat perputaran ekonomi, wadah pembentukan karakter pendidikan akhlak generasi penerus, tempat berkumpul dan menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan kebudayaan, pusat kaderisasi umat, dan basis kebangkitan umat Islam.

Belum diketahui persis nama masjid yang diproyeksi bakal menelan biaya mencapai Rp 100 miliar itu.

Namun Andi Amran sedikit membocorkan bahwa masjid yang telah diimpikannya sejak 20 tahun lalu itu akan dipersembahkan untuk almarhumah ibundanya.

“Nama masjid ini kami ambil dari nama ibu saya, Andi Nurhadi,” kata Amran di Makassar, Jumat (25/11).

Bahkan segala pahala dan amal jariyah dari masjid ini seluruhnya dipersembahkan untuk sang ibu.

“Semua amalnya kami peruntukkan buat ibu saya,” ungkap Menteri Pertanian RI 2014-2019 itu.

Lebih lanjut Andi Amran menjelaskan, masjid yang akan dibangun ini bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi ada perputaran ekonomi dan ada pendidikan akhlak.

“Di atasnya akan dibangun kafe elit dengan harga Rp 3-5 juta untuk investasi akhirat, karena akan disumbangkan ke masjid,” ujarnya.

Proses pembangunan masjid AAS Foundation ini telah melewati tahap sayembara desain gambar masjid. Panitia sayembara masjid AAS Foundation telah mengumumkan para pemenang desain gambar di AAS Building lantai 1, Jumat sore (25/11).

Pengumuman pemenang sekaligus penyerahan hadiah disaksikan oleh owner

PT Tiran Grup dan pendiri AAS Foundation, Dr. Andi Amran Sulaiman, MP. Juga dihadiri tim juri yang terdiri dari Prof Ananto Yudono, ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Sulsel Ar Fahmiddin A’raf Tauhid, Ph.D, dan Ar Fauzan Noe’man dari IAI Jawa Barat.

Baca juga:  DJKN dan KPKNL Makassar Tingkatkan Kesadaran Antikorupsi Lewat "Auction in Action"

Peserta sayembara ini berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, serta dari luar negeri, yakni Australia. Jumlah peserta yang mendaftar saat sayembara dibuka sebanyak 144 orang, namun hingga batas akhir pengiriman hasil desain, hanya 48 peserta yang mengirimkan karyanya.

Tim arsitek dari Deli Serdang, Sumatera Utara yang diketuai oleh Ar Franky Parulian Simanjuntak terpilih sebagai juara I.

Karya desain yang memenangi sayembara diberi judul Al-Ukhuwah. Karya ini memadukan model songkok Recca atau songkok To Bone dengan model rumah panggung orang Bugis.

Juara II diraih tim arsitek dari Jawa Barat yang diketuai oleh T. Fahmi Ferdiansyah, dengan karya desain yang diberi judul Songkok Bumi.

Karya ini merepresentasikan rasa syukur masyarakat kota Makassar kepada Sang Pencipta, yang diutarakan melalui arsitektur sebagai ruang beribadah dan ruang berbudaya.

Sedangkan juara III diraih oleh tim arsitek dari Jawa Barat yang diketuai oleh Ar Muh. Agus Kurniawan, dengan karya desain berjudul Perahu As-Sunnah.

Menurut tim ini, sunnah diibaratkan sebagai perahu yang melindungi para penumpang dari angin, hujan, dan gelombang. Seperti halnya sunnah yang melindungi jiwa, harta, dan kehormatan.

Pemenang I diberikan hadiah sebesar Rp 100 juta, kemudian juara II Rp 25 juta, dan juara III sebesar Rp 15 juta.

Selain juara utama, penitia juga memilih dua karya pemenang dengan kategori favorit inisiator. Karya favorit inisiator berjudul “Muara Rawa Recca” merupakan hasil desain dari tim arsitek dari Universitas Brawijaya, Jawa Timur.

Khusus untuk pemenang favorit inisiator berjudul “Cahaya Kesholehan Arung Pone” diberikan bonus hadiah tambahan sebesar Rp 10 juta oleh founder AAS Fondation.

Sebab, empat orang anggota tim ini masih berstatus sebagai mahasiswa arsitektur Fakultas Teknik Unhas.

Baca juga:  Tak Kunjung Pulang Usai Izin Melaut

Ketua tim juri Prof Ananto Yudono dalam sambutannya mengatakan, fungsi masjid akan teruji pada peningkatan kemakmuran jamaah.

“Semoga masjid ini menjadi kebanggaan bagi AAS Foundation. Karena masjid ini akan menjadi pusat pengembangan peradaban Islam,” ujar Prof Ananto.