SULSEL  

Aksi Jalanan Seruan Selamatkan Hutan dari Api di Center Point of Indonesia

Aksi Jalanan Seruan Selamatkan Hutan dari Api di Center Point of Indonesia

UNGKAPAN, MAKASSAR – Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sulawesi, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, bersama Forum Komunitas Hijau dan komunitas lingkungan kota Makassar, menggelar Street Campaign bertajuk “Ayo Cegah! Kebakaran Hutan” di kawasan CPI (Center Point of Indonesia) Ciputra Land, pada Minggu (26/10/2025).

Aksi ini menjadi bagian dari gerakan nasional pencegahan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam edukasi, patroli sosial, serta aksi simbolis pembagian bibit pohon sebagai komitmen menjaga bumi dari ancaman api.

Puluhan pegiat lingkungan, pelajar, dan warga bergabung dalam pawai edukatif bertema “Stop Karhutla” yang menampilkan maskot pelindung hutan, pameran peralatan pemadam kebakaran, serta dialog publik tentang kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan, Thomas Nifinluri menyampaikan bahwa pendekatan edukatif dan partisipatif seperti ini menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko karhutla di berbagai daerah, termasuk Sulawesi Selatan.

“Kita tidak bisa hanya menunggu bencana datang. Pencegahan adalah strategi paling efektif. Melalui kampanye publik seperti ini, kami ingin membangun kesadaran bahwa menjaga hutan berarti menjaga kehidupan,” ujar Thomas Nifinluri.

Ia menegaskan, pemerintah terus memperkuat sinergi antara aparat kehutanan, pemerintah daerah, komunitas, dan dunia usaha dalam upaya pengendalian kebakaran hutan.

Menurutnya, kerja sama lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat menjadi pondasi utama dalam menekan angka karhutla secara berkelanjutan.

“Masyarakat adalah garda terdepan. Ketika mereka paham dan peduli, potensi karhutla bisa ditekan secara signifikan,” tambahnya.

Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH), Achmad Yusran, turut menegaskan bahwa aksi pencegahan karhutla tidak boleh berhenti di ruang seremonial, tetapi harus menjadi gerakan sosial yang berkelanjutan.

“Api kecil bisa menjadi bencana besar bila diabaikan. Pencegahan harus dimulai dari kesadaran masyarakat, jangan membakar lahan, jangan buang puntung sembarangan, dan tanam kembali yang sudah gundul. Gerakan ini sederhana, tapi berdampak besar bila dilakukan bersama,” ujar Achmad Yusran.

Baca juga:  Wali Kota Makassar Sukses Raih Penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2022 Bidang Pelayanan Publik

Ia juga menekankan pentingnya membangun budaya “penjaga api” di tingkat desa, kampus, dan komunitas lokal agar sistem kewaspadaan dini bisa berjalan dari akar.

“Kita tidak bisa hanya reaktif setiap musim kemarau. Diperlukan sistem yang mengedukasi dan memperkuat masyarakat agar menjadi penjaga api, bukan pembuat api,” tambahnya.

Kampanye ini melibatkan Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sulawesi, Manggala Agni, Forum Komunitas Hijau, serta berbagai komunitas pemuda dan pecinta alam di Makassar.

Selain pawai dan pameran, kegiatan ini juga menampilkan simulasi pemadaman, edukasi interaktif untuk anak-anak, dan penyerahan bibit pohon kepada warga yang melintas di kawasan Ciputra Citra Land, Makassar.

Acara diakhiri dengan pesan bersama, yatu “Satu api padam, sejuta kehidupan terselamatkan.

”Bersama Forum Komunitas Hijau adalah, jaringan masyarakat dan pegiat lingkungan di Sulawesi Selatan yang fokus pada edukasi publik, advokasi kebijakan, dan gerakan hijau berbasis komunitas.

FKH aktif mengkampanyekan restorasi lingkungan, pengelolaan sampah berkelanjutan, dan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal.