Panen Hortikultura di Lorong Wisata Gloria

Lorong Wisata Gloria Panen Hortikultura, Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini
Hortikultura di Lorong Wisata Gloria, Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini, memasuki masa panen.

UNGKAPAN, MAKASSAR – Tanaman hortikultura yang ditanam Kelompok Tani Usaha Bersama (KT) Lorong Wisata Gloria RT 05-RW 03, Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini, sudah memasuki masa panen. Berbagai jenis buah dan sayur kini mulai dipetik dan akan dibagikan kepada warga sekitar.

KT Usaha Bersama dari Lorong Wisata Gloria sangat antusias dalam membudidayakan tanaman hortikultura. Mereka menggunakan metode hidroponik dan polibag untuk melakukan budidaya.

Metode hidroponik ini, tanaman dapat tumbuh tanpa memerlukan tanah sebagai media tumbuhannya. Dengan metode ini, mereka berhasil mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman secara efisien serta menjaga lingkungan tetap bersih.

Sedangkan untuk metode polibag, mereka menanam tanaman dalam kantong plastik berisi media tanam, sehingga memudahkan perawatan dan pemeliharaan tanaman.

Dari hasil jerih payah KT yang sungguh-sungguh dalam merawat berbagai jenis tanaman hortikultura memberikan hasil yang memuaskan.

Mereka berhasil menumbuhkan berbagai jenis tanaman pangan segar seperti cabai, tomat, dan selada.

Keberhasilan dalam budidaya tanaman ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi KT Usaha Bersama Lorong Wisata Gloria.

Lorong Wisata Gloria Panen Hortikultura, Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini

Masa panen yang berhasil di Lorong Wisata Gloria tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi para anggota KT saja, tetapi juga bagi warga setempat.

Kepala Kelurahan Bonto Makkio Slamet Riyadi, bersama Ketua TP-PKK Bonto Makkio Sukma Sarti, turut merayakan hasil yang sukses ini. Mereka pun ikut serta dalam proses panen cabai, tomat dan selada.

Slamet pada kesempatannya menyampaikan, panen yang telah berlangsung berulang kali di Lorong Wisata Gloria adalah bukti dari keberhasilan KT Usaha Bersama. KT Usaha Bersama dapat menjadi contoh inspiratif untuk pertanian dalam lorong.

Keberhasilan ini juga menunjukkan metode hidroponik dan penggunaan polibag telah memberikan hasil memuaskan dalam budidaya tanaman hortikultura.

Baca juga:  Balitbangda Makassar Buat Riset Optimalisasi TPU sebagai Ruang Terbuka Hijau

Lebih lagi, hasil panen yang melimpah tersebut tidak sekedar untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk dibagikan kepada warga sekitar.

“Keberhasilan KT dalam budidaya hortikultura memberikan manfaat bagi masyarakat dalam bentuk pangan segar yang berkualitas,” sebutnya.

Selain budidaya buah dan sayur, warga di lorong wisata juga aktif dalam usaha budidaya ikan nila. Meskipun masih menggunakan tempat yang sederhana, namun hal tersebut tidak mengurangi produktivitas dan semangat mereka dalam mengelola ikan air tawar.

“Konsep lorong wisata menjadi sebuah projek kolaboratif yang melibatkan seluruh komunitas. Inisiatif ini menciptakan ikatan yang kuat antarwarga dan rasa memiliki terhadap lingkungan mereka,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, kehadiran program lorong wisata dan gerakan menanam bahan pangan pokok di lorong wisata, terutamanya di wilayah Kelurahan Bonto Makkio, telah membantu menekan inflasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Program ini dapat membantu memajukan sektor pariwisata di Kota Makassar dengan mengoptimalkan potensi wisata di setiap lorong. Melalui berbagai upaya dan inisiatif, program juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di lorong.

“Di lorong ini, masyarakat memiliki cadangan pangan yang dapat mereka panen sewaktu-waktu, sehingga memperkuat ketahanan pangan lokal,” imbuhnya.