UNGKAPAN, MAKASSAR – Sorot kamera, riuh tepuk tangan, dan khidmatnya suasana Istana Merdeka pada Sabtu (17/8/2025) menjadi saksi perjalanan berharga seorang siswi dari Makassar, Aliah Sakira.
Mengenakan seragam putih Paskibraka yang gagah, ia melangkah pasti ke tengah lapangan untuk menjalankan tugas mulia: membawa baki bendera pusaka dalam upacara penurunan bendera.
Di balik langkah tegapnya, tersimpan kisah perjuangan dan doa keluarga. Tak mudah bagi seorang remaja untuk sampai di titik ini. Ribuan peserta dari seluruh Indonesia bersaing ketat, dan Aliah berhasil membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik.
Kebanggaan itu pun dirasakan masyarakat Sulawesi Selatan. Tokoh pemuda Makassar sekaligus politisi, M. Rifly Alkautsar Thyssen, SE, mengungkapkan rasa harunya atas pencapaian Aliah.

“Ketika nama Aliah Sakira disebut sebagai pembawa baki di Istana, hati kita semua ikut bergetar. Ini bukan sekadar kebanggaan keluarga, tapi juga sebuah inspirasi untuk seluruh pemuda Sulawesi Selatan. Aliah telah menunjukkan bahwa mimpi anak-anak daerah bisa terwujud di panggung nasional,” ujar Rifly.
Aliah kini bukan hanya dikenal sebagai siswi SMAN 14 Makassar, melainkan juga sebagai simbol harapan generasi muda. Tugas mulianya di Istana Merdeka akan tercatat dalam sejarah, sekaligus menjadi motivasi bahwa dengan disiplin, tekad, dan kerja keras, anak bangsa bisa membawa nama daerahnya ke tingkat tertinggi.(*)