UNGKAPAN, MAKASSAR — Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti Aula Bapenda Sulsel, Jumat (4/7/2025), saat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar sosialisasi bertema “Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak”.
Kegiatan ini tak sekadar menjadi pertemuan rutin bulanan, namun juga menjadi ruang edukasi sekaligus penguatan peran perempuan dalam isu-isu kemanusiaan yang semakin mendesak.
Ketua DWP Sulsel, Melani Simon Jufri, menegaskan bahwa kekerasan bisa terjadi di sekitar kita, bahkan di lingkungan yang paling dekat sekalipun—keluarga. Oleh karena itu, pemahaman dan keberanian untuk bicara adalah langkah awal yang sangat penting.
“Sosialisasi ini sangat berarti. Kita ingin semua ibu-ibu paham, bahwa KDRT atau kekerasan—baik fisik, verbal, maupun seksual—adalah kejahatan. Ini bukan hanya soal rumah tangga, tapi soal kemanusiaan,” ungkap Melani dalam sambutannya.
Melani mengajak seluruh anggota DWP untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Menurutnya, pemahaman yang benar bisa menyelamatkan banyak jiwa dari luka yang terus tersembunyi.
Hadir sebagai narasumber, Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas DP3A Dalduk KB Sulsel, Andi Rahmi Adikarini, yang juga merupakan pengurus DWP Sulsel, memaparkan secara komprehensif faktor penyebab kekerasan, jenis-jenis kekerasan, hingga langkah-langkah perlindungan hukum yang bisa diakses oleh korban.
“Kekerasan, sekecil apa pun bentuknya, adalah tindak pidana. Setiap korban berhak dilindungi. Tidak ada toleransi terhadap kekerasan,” tegas Rahmi.
Ia menyebutkan bahwa UPT PPA siap memberikan pendampingan, baik dari sisi hukum maupun layanan psikososial, bagi siapa pun yang menjadi korban. Pemprov Sulsel, lanjutnya, telah menyiapkan layanan yang mudah diakses masyarakat untuk keperluan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, DWP Sulsel juga memberikan bantuan kepada penyintas kekerasan yang hadir. Salah satu penyintas berinisial A dengan berani membagikan pengalamannya di hadapan peserta.
“Ibu-ibu harus jadi pendengar yang baik untuk anak-anaknya. Kalau kita jadi korban, jangan takut. Speak up. Lawan dengan suara, bukan dengan diam,” ujarnya penuh haru.
Melalui kegiatan ini, DWP Sulsel berharap kesadaran kolektif masyarakat akan meningkat. Kekerasan bukan hanya urusan pribadi—tapi masalah bersama yang harus dicegah dan diatasi secara kolaboratif.
“Mari bersama menciptakan ruang yang aman dan adil, terutama bagi perempuan dan anak,” tutup Melani.(*)