UNGKAPAN, MAKASSAR – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama 24 TPID kabupaten dan kota se-Sulsel menggelar High-Level Meeting.
Kegiatan yang dihadiri oleh gubernur, wakil gubernur, kapolda, 16 bupati dan waIikota serta 6 wakil bupati dan perwakilan forkopimda berlangsung di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (06/03/2025).
Kegiatan ini untuk membahas strategi pengendalian inflasi di Sulsel pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri di wilayah Sulawesi Selatan.
Berdasarkan rilis BPS, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami deflasi berturut-turut pada Januari dan Februari 2025 terutama didorong penurunan tarif listrik sebesar 50%.
Meski demikian, kenaikan harga pangan pada periode Ramadan dan Idul Fitri perlu mendapat perhatian khususnya pada cabai, minyak goreng, bawang putih, gula pasir, dan daging ayam ras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda menyampaikan catatannya, secara historis periode HBKN Ramadan dan Idul Fitri, menjadi momen kritikal yang perlu diantisipasi.
“Seperti komoditas beras, tomat, cabai merah, bawang merah dan angkutan udara menjadi komoditas utama yang frekuensinya cukup tinggi dalam mendorong kenaikan inflasi di 8 kota IHK di Sulawesi Selatan,” ssbutnya.
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen selama masa angkutan lebaran 2025.
“Dapat menjadi optimisme dalam upaya menjaga stabilisasi inflasi sehingga peran dan tanggung jawab pemerintah daerah agar dapat lebih difokuskan untuk pengendalian harga pangan strategis,” tambahnya.
Sebagai upaya pengendalian inflasi, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyebutkan 3 garis besar rekomendasi pengendalian inflasi yang meliputi peningkatan pasokan dan ketahanan pangan di Sisi hulu.
Mewujudkan keterjangkauan harga dan efisiensi distribusi di sisi hilir serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan antar stakeholder,” ucapnya
Olehnya, untuk mendorong peningkatan pasokan pangan, Pemerintah Sulsel akan melanjutkan Program Mandiri Benih 2025 dalam upaya mendukung penyediaan bibit unggul.
“Seiring dengan itu, kepala daerah di seluruh kabupaten dan kota didorong mempercepat penyampaian data C PCL (Calon Petani dan Calon Lahan) penerima bantuan serta mengoptimalkan program peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dengan memanfaatkan Iahan potensial yang tersedia,” katanya.
Selain itu, BULOG juga didorong meningkatkan penyerapan gabah petani pada periode panen raya Maret-ApriI 2025 dengan mengoptimalkan gudang-gudang yang ada di Sulawesi Selatan.
“Adapun di Sisi infrastruktur pendukung, pemerintah provinsi juga akan berfokus pada perbaikan jaringan irigasi serta jalan produksi untuk mendukung kelancaran distribusi bahan pangan,” tegasnya.
Adapun sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan produktivitas pangan, Pemprov Sulsel akan mendorong Gerakan Tanam Cabai di sekolah dan Iahan kosong.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap ketahanan pangan serta mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pasar.
Sementara itu, dalam upaya mengendalikan harga bahan pokok selama periode HBKN Ramadan dan Idul Fitri, pemerintah juga ingin melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh kabupaten dan kota.
Program ini melibatkan Bulog serta distributor pangan lokal untuk menyediakan kebutuhan pangan strategis dengan harga terjangkau.
Tidak hanya itu, pemerintah kabupaten dan kota pun diimbau aktif dalam memantau kecukupan stok pangan serta melakukan langkah antisipatif dan korektif apabila ditemukan potensi defisit pasokan yang dapat menyebabkan kenaikan harga.
“Kerja sama antar daerah perlu diperkuat, dengan melibatkan petani champion khususnya di wilayah sentra hortikultura (Enrekang dan Wajo) dengan memanfaatkan neraca pangan digital sebagai referensi surplus-defisit di masing-masing daerah,” tambahnya.
Sebagai langkah penguatan, Gubernur Sulsel segera melakukan koordinasi rutin dengan melibatkan kepala daerah di seluruh kabupaten dan kota se-Sulsel.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan kebijakan Asta Cita dan Ketahanan Pangan dapat diwujudkan di Sulawesi Selatan.
Melalui berbagai langkah strategis ini, T PID se-Sulsel berkomitmen terus bersinergi mewujudkan stabilitas inflasi dengan mengacu kepada keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi kebijakan yang efektif.